Danz Suchamda:
"Law of Attraction didasari oleh visualisasi dan keyakinan yang artificial (dibuat dengan sugesti, affirmasi, koleksi kata2 bijak, dsb), lagipula didasari (diajarkan) utk memenuhi keserakahan / keinginan material manusia. Ini akan menjadi bumerang yg menyakitkan. Karena tidak setiap apa yg kita visualisasikan dan percayai akan terjadi. Semua tergantung dari akumulasi karma kita juga.
Apa yang saya kemukakan harus dilihat bukan sebagai trik psikologis, tapi dari dimensi paradigmatikal yg bersifat menyeluruh (holistically).Selanjutnya (positive outlook, positive inner dialogue,dsb) akan terjadi secara NATURAL!
Artinya......... langkah pertama yg harus dilakukan adalah bukan visualisasi (dsb teknik2 instan), melainkan memunculkan self-reflectiveawareness (kesadaran bercermin) untuk melihat realitas batin kita sendiri yg buruk dan leap beyond that. Dari situ kita akan mendapatkan pandangan terang (bright way of viewing reality). Ini suatu skill batin yg tidak dapat dibeli dengan mengikuti kursus / ceramah / baca buku. Dengan kata lain, harus ada investasi berupa hal-hal real seperti mengatasi keserakahan, kebencian dan kepicikan, banyak melakukan perbuatan baik, belajar mengendalikan pikir, ucap, perbuatan, perubahan way /style of life, dsb.....hal-hal yg bersifat pengenalan dan pengolahan diri.
GLOATING
Gambar ilustrasi pada tema di ini adalah mencoba menggambarkan apa yg disebut GLOATING (to gloat). Saya tidak tahu bahasa indonesianya, tapi artinya adalah : berpuas diri / merasa selamat / suci dalam suasana nyaman dan memuji diri memandang rendah kepada orang2 / pihak2 yg sedang mengalami kesusahan / dosa / kelemahan/ kesialan.
Itu saya gambarkan dengan 2 orang yg berkhayal sedang berlibur di pinggir pantai tropis yg indah sementara kenyataan di lingkungan sekitarnya sedang hancur lebur karena perang saudara (itu foto di Syria) yg disebabkan oleh puncak egosentrisme antar pihak yg manifest dalam realitas. Terlihat walau 2 orang itu memvisualisasikan yg "damai" dan "indah" TAPI pada dasarnya SAMA BRENGSEKNYA dengan mereka yg sedang berperang saling membunuh itu.
Saya bersusah melihat masyarakat mengalami euforia dengan munculnya trend "Law of Attraction" yg sempat menjadi hingar-bingar pd beberapa tempo yg lalu. Akibatnya, orang tidak mau memandang realitas, apalagi memandang ke "bawah" atau ke sisi-sisi kelam kehidupan. Mereka berusaha utk berpikir "positif" yg dengan kata lain hanya mau mendengar dan melihat yg indah-indah saja, sehingga pada akhirnya tidak peka sosial bahkan mencemooh sisi lain dari kehidupan yg justru dialami oleh mayoritas manusia di dunia. Ini adalah sikap yg sangat egoistik : kita hanya mau memvisualisasikan (baca : menghayal) yg indah-indah dengan kepercayaan bhw yg indah itu akan didapatkan utk diri sendiri. Pun kalau damai , hanya damai utk dirinya sendiri atau paling banter demi kelompoknya sendiri. Tanpa disadari, LoA bisa membawa kita menjadi sangat egoistik dan materialistik.
Hal lainnya yg tak teramati oleh pada umumnya praktisi LoA adalah anda merasa mudah berpikir positif karena kehidupan anda jauh lebih beruntung daripada mereka yang didera negativitas yg tiada henti2nya, sehingga utk bertahan hidup mereka harus mampu utk waspada terhadap celah hitam yg mungkin muncul menyergap bahkan mematikannya. Coba bagaimana kalau anda dalam posisi mereka?
Meskipun demikian, apa yg saya sampaikan ini akan terkesan kontradiktif dengan beberapa pesan2 saya yang kemaren (yg menganjurkan berpikir positif). Tapi jangan bingung, ini bukan memping-pong anda dalam 2 kutub yg saling berlawanan, tapi saya hendak agar anda semua mengenal 2 kutub dari realitas itu....berusahamemahaminya......dan melihat dinamika diantara 2 kutub itu. Setelah mengenal NATURE dari kehidupan, barulah anda bisa lepas dari 'jebakan batman' di antara keduanya. Dan itu yg dinamakan JALAN TENGAH (Middle Way).
Jadi maaf, bila hal2 yg saya sampaikan melalui page ini bukan sekedar pelajaran2 berpikir positif, atau remeh-temeh teknik2 spiritual lainnya; melainkan sesuatu yg sangat esensial diluar jamahan kata-kata. Oleh karena itu, anda harus mampu mengembangkan kemampuan 'read between the lines' dan melihat hubungan-hubungannya dari apa yg saya jabarkan."
No comments:
Post a Comment