Putu Yudiantara:
Cerita adalah salah satu media Copywriting dan media hipnotis yang sangat luar biasa efektif, dan itu bukan tanpa alasan, cerita menjadi demikian efektif sebab cerita merupakan cara alami otak dalam mengolah informasi, para ilmuan menyebutnya dengannarrative thinking. Karena cerita merupakan cara alami dan natural manusia, maka tentu semua manusia bercerita, meski tidak semua cerita "menghipnotis"!
Untuk anda yang sudah pernah ikut menyimak materi "Hypnotic Storytelling & Metaphor"dari Mind Hacking Academytentu sudah bisa memahami ini dengan sangat mendalam.
Mari kita langsung saja ke contoh...
Bandingkan paragraf ini,
"Dulu saya sangat ingin bisnis online tapi tidak tau caranya dan tidak paham strateginya, untuk ada ABC sehingga sekarang saya bisa mendapatkan penghasilan besar dari bisnis online. Yuk ikutan, sebelum terlambat?"
Dengan paragraf ini,
"Suatu subuh saya sudah tidak kuat lagi dengan semua beban yang selama berbulan-bulan saya bawa sehingga air mata pun mengalir. Bukan hanya sedih, tertekan dan stress berat, saya sudah mengeluarkan begitu banyak uang untuk beli panduan, ikut pelatihan, beli berbagai macam tools dan sebagainya namun belum juga bisa menghasilkan sepeser uangpun dari bisnis online.
Setelah beberapa kali buka toko saya bangkrut, banyak hutang, tanggungan bulanan dan niat mencari uang lewat bisnis online bukannya bisa mendapat pemasukan malah menambah beban mental saya. Jika anda pernah atau saat ini sedang "tersesat" dalam mengawali karir anda di bisnis online namun belum menghasilkan (dan hanya bisa iri dengan penghasilan para mastah) anda pasti bisa merasakan apa yang saat itu saya rasakan, dan karena apa yang saat itu saya rasakan, saya jadi sangat mensyukuri keberadaan ABC yang bukan hanya mengakhiri semua beban emosional dan tekanan mental saya dalam mengawali bisnis online, namun juga memberi pemasukan yang lebih dari cukup untuk membiayai keluarga dan syukurnya lagi sampai bisa menabung.
Sekarang saya hanya bisa berdoa, semoga semakin banyak orang yang merasakan manfaat ABC, menjadi sarana akan betapa Maha Pemberi Rejekinya Tuhan. Semoga ABC memberi jalan keluar bagi anda yang saat ini mengalami semua keterpurukan yang dulu saya alami, dan semoga anda mengijinkan diri anda sendiri mengambil kesempatan ini."
Apa yang membuat paragraf kedua memiliki daya hipnotik yang lebih dibanding paragraf pertama?
1. Alih-alih mengatakan "dulu", anda memberikan detail dramatis satu momen yang terjadi dulu itu (tempatnya dimana, jam berapa, kondisinya saat itu bagaimana). Ini menjadi hal yang sangat penting untuk membangun gambaran mental yang jelas di kepala pembaca anda, dan prinsip membangun detail ini tidak sembarangan karena harus sejalan dengan prinsip Sub Modalities dalam NLP.
2. Alih-alih hanya memberi paragraf datar, paragraf kedua memiliki unsur cerita dengan muatan emosional yang jelas dan mengena serta memiliki dilema yang bisa menarik empati pembaca.
3. Paragraf pertama bersifat random, kesannya asal buat, sedangkan paragraf kedua menyasar khusus orang yang sedang kebingungan dala memulai bisnis online, merefleksikan kondisi emosional mereka dengan baik (sehingga mereka merasa dipahami); teknik ini memakai prinsip Pacing-Leading dalam NLP (Neuro-Linguistic Programming).
4. Paragraf pertama selain tidak menimbulkan dampak emosional apa-apa juga sangat hambar, sedangkan paragraf kedua memiliki cerita yang sangat detail (tempatnya, waktunya, kondisi emosional apa saja yang dirasakan, kenapa merasakannya, dll) sehingga pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan penulis (relate), metode ini dalam Hipnotis dikenal dengan Trance Induction dan dalam NLP dikenal denganState Induction.
5. Paragraf pertama memberi penawaran yang sangat-sangat biasa (yang biasanya digunakan kebanyakan orang dan bahkan spam murahan), sedangkan paragraf kedua memberikan penawaran secara tidak langsung, bukan memberi ancaman garing seperti "sebelum menyesal, sebelum terlambat, dll" namun mengajak pembaca berdoa, dan jika pembaca adalah orang yang sedang mengalami kebingungan memulai bisnis online pasti akan muncul keinginan dan ketertarikan ikut. Jangan kaget, kalau ini merupakan metode memberikan sugesti secara terselubung (covert sugestion).
6.Paragraf pertama kesannya "jualan banget" dan bahkan "spam banget" sehingga orang "males duluan", sedangkan paragraf kedua hanya bercerita, hanya mengeluarkan curhatan dan mengekspresikan syukur sehingga jauh lebih menarik untuk dibaca.
7.Paragraf kedua memiliki dua penekanan emosional yang sangat mencolok, yaitu "apa yang saya alami dulu (sedih, tertekan, frustasi, dll)"; yang mana kondisi ini sedang dialami pembaca saat ini, dan "apa yang saya rasakan sekarang (bersyukur, tenang, bisa menabung, kebutuhan tercukupi, dll); yang mana inilah kondisi yang diinginkan pembaca anda.
8.Anda bisa amati sendiri kondisi emosional anda saat membaca paragraf kedua, dan anda bisa menemukan sendiri "rahasia hipnotis" di balik tulisan tersebut, kemudian bisa anda aplikasikan dalam copywriting anda.
Sekarang bandingkan paragraf ini,
"Ayo, sis ikutan gabung di ABC, sudah banyak yang sukses lho dengan bisnis ABC, jadi tunggu apa lagi?"
Dengan paragraf ini,
"Namanya Ayu, dulu setiap malam dia susah tidur memikirkan tagihan yang harus dibayar sedangkan gaji bulannya jauh dari cukup, belum lagi sudah sering dipotong kasbon. Ingin berhenti kerja dan mencari pekerjaan yang lebih layak tentu tidak mudah, sedangkan untuk memulai bisnis sendiri selain belum punya modal juga belum pengalaman dan pengetahun yang membuatnya berani memulai.
Beberapa bulan lalu dia ikut ABC, dijalankan di sela-sela waktu luangnya sambil tetap bekerja di perusahaan sebelumnya. Tentu dia menjalankan ABC karena tidak ada modal besar yang dibutuhkan, sedangkan dia tidak perlu mengambil resiko melepaskan pekerjaan sebelumnya.
Bisa anda lihat sendiri sekarang Ayu bisa tersenyum lebar di foto ini, menandakan semua beban emosionalnya sudah lepas, menandakan pula sekarang tagihan bulanan tidak lagi menghantuinya dan bahkan ada tabungan lebih untuk shopping khas cewek. ABC membuat wajah Ayu semakin ayu karena menumbuhkan senyum kemapanan di wajahnya"
Langsung saja, yang membuat paragraf kedua menjadi meng-hipnotis (karena paragraf pertama tentu anda tau sendiri lah hanya iseng-isengan), yaitu:
1.Seseorang akan lebih bisa merasakan dan memahami pengalaman satu orang dibanding "banyak orang"; satu orang yang jelas siapa namanya dan jelas bagaimana masalahnya serta jelas bagaimana dia melampauinya.
2.Anda bisa amati dalam paragraf kedua selain ada cerita dramatisnya, juga jelas muatan emosional saat mengalami masalah tersebut (bahkan dampaknya; tidak bisa tidur), kemudian kendala-kendala eksternal serta intenal saat ingin mengambil solusi (tidak punya modal dan pengalaman bisnis, juga tidak berani keluar kerjaan lama), lalu solusi yang diambil (berkaitan produk yang nantinya akan anda tawarkan) dan perubahan (kondisi eksternal dan kondisi emosional) yang terjadi pasca solusi tersebut.
3.Paragraf kedua mempergunakan metafora dan asosiasi (selain juga menyertakan foto), membuat sebuah kondisi eksternal atau emosional tertentu lebih mudah ikut dipahami dan dialami oleh pembaca.
4.Sama seperti paragraf sebelumnya, anda tidak perlu mengatakan secara eksplisit "sekarang dia sudah sukses", namun gunakan penggambaran spesifik yang menyentuh seperti "sekarang dia sudah bisa tersenyum lega" dan sejenisnya.
Jadi pada prinsipnya "berhentilah jualan" karena itu hanya akan membuat orang yang melihat tulisan anda jadimales, mulailah bercerita, entah cerita anda sendiri atau cerita orang lain. Buat pembaca terbawa ke dalam alur cerita anda; proyeksikan dilema dan kondisi emosional yang sedang mereka rasakan saat ini ke dala tokoh cerita anda sehingga mereka merasa "sehati" dengan tokoh cerita lalu, tentu saja terinspirasi untuk mencoba solusi (baca; produk atau jasa yang nantinya akan ditawarkan) yang dipakai tokoh dalam cerita anda untuk keluar dari masalah dan dilema yang dialaminya.
PS: Tulisan ini merupakan kutipan dari "Hypnotic Copywriting Masterclass" dari Mind Hacking Academy, dalam kelas online GRATIS tersebut anda bisa mempelajari materi versi lengkap dari tulisan ini PLUUUSSS puluhan strategi Hipnotis & NLP untuk Copywriting disertai dengan contoh dan template siap pakai!
Reference:
Covert Hypnosis Master Class (Belum Buka Batch Lagi)
Buku Hitler Effect & Mind Hacking Protocol (Out of Stock)
Buku Manipulative Conversations Manual (Tidak Dijual Lagi)
Buku 17+ Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran (Tidak Dijual Lagi)
Mind Hacking Academy's Blog (Boleh Dibaca-baca)
Putu Yudiantara's Blog (JANGAN DIBUKA!)
COMING SOON
Bondan Satria Nusantara
Benar Bli. Sebaik-baiknya copy tu yang ngobrol soal Anda. Meski pakai hypnotic pattern dan sub-modalities pun bakal di skip kalo copy nya ga "Gue banget." Betul?
Oya, sebelumnya saya minta maaf. Saya tidak bermaksud tampak lebih jago dari Bli. Karena itu kekanakan sekali. Dan bukankah kita setuju kalau ilmu bakal lebih berkembang dengan diskusi?
Dan saat ini, saat Bli Putu baca tulisan ini, mungkin bli bisa dengar pendapat sederhana saya bahwa copy di atas bisa direfine. Ini maksud saya...
ADA 3 TIPE PEMBACA:
- Word by word
- Scanner
- Jumper
Yang suka baca kata demi kata tentu ga masalah. Nah, yang scanner dan jumper itu bisa kita jerat dengan:
- Bullet points
- Cetak Tebal, KAPITAL, atau miring
- sub-heading
Inilah kenapa laman cerita / interview di majalah tetap ada cetak tebal dan sub-heading meskipun itu berupa cerita.
Dan mungkin Bli Putu Yudiantarajuga tahu. Kenapa kini sales letter yang berupa video lagi banyak digandrungi. salah satunya karena konversinya tingg. Kok bisa lebih tinggi?
Karena kita bisa ngontrol "pembaca". Dia ga bisa skip langsung ke harga. Tapi harus dengerin / nonton dari awal sampai akhir. Kecuali tombol playback nya diaktifin.
No comments:
Post a Comment